Kamis, 26 Juni 2014


MUTU TEMBAKAU YANG DIKEHENDAKI PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

I. TANAMAN TEMBAKAU


Tanaman tembakau dibudidayakan di Indonesia lebih dari 5 abad  yang lalu berasal dari tanaman Nicotiania Tabacum LINN. Dibudidayakan didaerah tertentu, ditanam di akhir musim penghujan dikenal dengan tanaman Voor Oogst (Kasturi, Virgin, FC, TBN, Bes Nota dll.) dan ditanam diakhir musim kemarau dikenal dengan tanaman Na Oogst (tembakau cerutu), dikeringkan dengan berbagai cara sesuai denganjenisnya (flue cured, air cured, sun cured). Tembakau merupakan tanaman specifik, hasilnya untuk bahan baku pabrik  rokok cigaret, kretek dan cerutu. Hasil produksi tanaman tembakau sebagianbesar dipasarkan di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan sebagian untuk bahan export (tembakau cerutu, virginia, FC) Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat dipasarkan, baik di dalam negeri maupun export adalah MUTU. Harga tembakau tidak tergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan,tetapi lebih cenderung pada penilaian MUTU.


II. PEMBENTUKAN MUTU TEMBAKAU

Pembentukan mutu tembakau pada dasarnya dihasilkan oleh:
1. Varietas tembakau yang ditanam
A. Varietas lokal yang ditanam cukup banyak baik tembakau  rajang (Paiton ,Madura dll.) maupun tembakau lembaran/krosak (kasturi,asefan dll)
B.   Varietas Internasional antara lain tembakau Virginia FC,White Burley.
C.  Varietas khusus untuk tembakau cerutu (Deli.Vorstenland dan Besuki No)
 Kualitas yang baik dari berbagai varitas yang ada ,adalah berasal dari tanaman yang sehat.
2. Perlakuan pasca panen
Panen tepat waktu,ketuaan daun yang merata, pencegahan     terhadap kerusakan daun.
3. Pengeringan yang sesuai dengan baku mutu pengeringan masing
       masing varitas tembakau,antara lain:

  •        Kasturi dengan sinar matahari
  •         Rajang dengan sinar matahari
  •         Virginia Krosak dengan Flue Cured
  •         White Burley dengan sinar matahari    
  •       Tembakau cerutu kombinasi dengan udara biasa dan aliran udara panas 
  1. Sifat-sifat organoleptis yaitu sifat yang nampak tanpa bantuan uji laboratorium dan umumnya bersifat subjektif.
  1. Sifat instrinktif, yaitu kandungan yang terdapat  didalam daun baik kandungan bahan fisika dan kimia.
  1. Pertimbangan ekonomi, yaitu didalam perkembangan pasar global unsur-unsur yang bersifat ekonomi juga mempengaruhi harga yang pada akhirnya dikaitkan dengan persyaratan mutu antara lain :

  •        Residu pestisida
  •        Non Tobacco Related Material (NTRM)
  •        Social Responsibility Program (SRM)
  •         Posisi daun pada batang (stalk position)
  •       Ukuran daun dan warna (size, colour)
  •           Tekstur dan struktur daun
  •         Kerusakan daun (broken)
  •            Kecacatan daun (demages)
  •           Bau tanah dll. (smell)
  •   Non Tobacco Related Material (NTRM)
  • Kebutuhan pasar global atau pasar lokal dibanding dengan persediaan (supply and demand)
  • Kemampuan exporter di dalam melaksanakan Social Responsibility Program yang dikembangkan oleh BAT.
  • Perubahan selera pasar, contoh semula tembakau painting wrapper (PW) kurang disukai oleh pembeli, saat ini untuk cigarillo,tembakau PW dapat dipakai, maka tembakau PW dapat ditingkatkan harganya.
  1. Pemerintah telah menerbitkan lebih dari 20 macam SNI  tembakau,baik yang baru diterbitkan maupun yang sudah waktunya untuk direvisi,lebih dari 5  tahun.Namun untuk SNI Tembakau belum ada yang bersifat wajib.
  1. Tembakau Cerutu Besuki (NO) terdapat 2 macam SNI,yaitu SNI Tembakau Cerutu Besuki Bagian I,adalah bahan asalan,yang berasal dari produksi petani dan Bagian 2 yaitu Bahan olahan,yang telah diolah oleh exporter untuk diekspor.
  1. Tembakau Rajang ,terdapat SNI Bagian I (Maesan) Bagian 2 Curahnongko,Bagian 3 Wringin dst. Masing – masing SNI menunjukkan letak Geografis.
  1. Demikian pula terdapat SNI Tembakau Virginia FC,Tembakau White Burley,Tembakau  Kasturi dst.
  1. Dari berbagai SNI Tembakau yang telah diterbitkan terdapat kesamaan istilah untuk mengenal standar kualitas,antara lain:
  • Posisi daun
  • Proses Pengeringan
  • Kemurnian dan kebersihan
  • Ukuran daun ( antara lain bahan cerutu)
  • Kecacatan daun akibat pengeringan
  • Ketuaan daun pada saat dipetik
  • Elastisitas
  • Aroma
  •  Daun Koseron (Kos)

  •  Daun Kaki (Kak)
  •  Daun Tengah (TNG)
  •  Daun Pucuk (PUT)
  • Tembakau Rajang Paiton
  •  Daun KecemberDaun Katokan
  •  Daun Rempesan
  •  Daun Tengah
  •  Daun Leher
  • Daun Atas
  • Dengan demikian untuk penentuan standar kualitas tidak berbeda jauh untuk berbagai macam tembakau.
  • Bau tanah   –  tembakau yang berbau tidak sehat karena kotor / berdebu.
  • Bau duf/muf – berbau tidak sehat karena debu,kotor dan  lembab
  • Warna hijau mati dan hitam busuk.
  • Kapang (berjamur)
  • Terdapat hama Lasioderma Cerricorne F.
  • Terdapat benda/bahan non tembakau (foreign matter) atau Non
  • Tobacco Related Material (NTRM)
  • Posisi Daun
  • Proses Pengeringan
  • Ukuran daun
  • Kecacatan daun akibat kesalahan proses pengeringan
  • Kemurnian (tidak tercampur tembakau lain)
  • Pengamatan yang bersifat umum,al:

4. Posisi daun pada batang (stalk position)
    Pada umumnya posisi daun pada batang terdiri dari daun bawah (koseran),daun kaki (KAK),daun tengah  (TNG) dan daun pucuk (PUT). Masing –masing posisi daun akan menghasilkan kualitas yang relative berbeda
A.      Daun Kos : tipis,ringan,aroma kurang
B.      Daun KAK : agak tebal, lebar bodied,aroma baik
C.      Daun TNG : tebal,agak sempit,warna tua
D.      Daun PUT : tebal,sempit,dst

Mutu atau kualitas tembakau mempunyai peran penting didalam penentuan Harga. Pemahaman tentang mutu tembakau didasarkan atas :

4. Sifat mutu atas dasar Organoleptis antara lain :

5. Sifat-sifat atas dasar Instrinktif (dalam) antara lain :
A.   Fisika daun- daya pegas (filling power)
·           Elastisitas (elasticity)

·           Kandungan air (hygrocapasity)
·           Kekuatan lembar daun (mechanical resistince)
B.    Kimia daun- Kandungan gula (sugar content)

·           Nicotine

·           Bahan alkali dalam daun
·           Nitrogen
·           Protein Nitrogen
·           Residu pestisida
6. Pertimbangan ekonomi yang masuk didalam unsur kualitas antara lain:

A.   Residu pestisida


  •   Kebutuhan pasar global atau pasar lokal dibanding dengan persediaan (supply and demand)
  • Kemampuan exporter di dalam melaksanakan Social Responsibility Program yang dikembangkan oleh BAT.
  • Perubahan selera pasar, contoh semula tembakau painting wrapper (PW) kurang disukai oleh pembeli, saat ini untuk cigarillo,  tembakau PW dapat dipakai, maka tembakau PW dapat ditingkatkan harganya.






IV. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)




6. Pedoman Standar Mutu Tembakau yang diterbitkan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Propinsi Jawa Timur untuk beberapa jenis tembakau tidak berbeda jauh dengan Standar Nasional Indonesia. Contoh: Posisi daun untuk

A. Tembakau Cerutu Besuki



MUTU TEMBAKAU YANG TIDAK DIKEHENDAKI


Tembakau bahan cerutu maupun tambakau untuk bahan cigaret, terdapat mutu – mutu tembakaubaik Krosok/lembaran maupun rajang yang tidak dikehendaki oleh pembeli didalam negeri maupun luar negeri,yaitu :

VI.     MUTU TEMBAKAU YANG DIKEHENDAKI PASAR NASIONAL



1. Pada umumnya para petani sudah memahami tentang mutu  tembakau yang diinginkan olehpasar dalam negeri,yaitu melalui  Informasi langsung dari para pembeli,pedagang dan mitra pembina maupun pabrikan.

2.  Pembagian mutu dari masing – masing pembeli dibedakan atas:
           - Aroma
           - Elastisitas,daya pegas (filling Power)
           - Warna
           - Pegangan / body
3. Dari masing- masing persyaratan tersebut,diklasifikasi berbagai  mutu.Untuk masing – masing jenis   tembakau variasi pembagian  mutu sering tidak sama antara pembeli/pabrikan.
Tembakau Kasturi  9 macam mutu
Tembakau Virginia ada yang lebih dari 10 macam
Tembakau rajang Curahnongko 8 macam mutu (SNI)
Tembakau rajang Wringin 9 macam mutu (SNI)
Tembakau rajang Paiton 4 macam mutu dengan masing –
Masing mutu (+),mutu (0)dan mutu (-) (Disperindag Jatim)
4   Masing – masing penggolongan mutu berkaitan dengan penentuan  harga penjualan sehinggaterdapat variasi- variasi penentuan mutu.

VII. MUTU TEMBAKAU UNTUK PASAR INTERNASIONAL

1.   Pada umumnya pemasaran tembakau untuk pasar internasional sudah melalui proses fermentasi dan sortasi yang dilakukan oleh para eksportir,baik untuk bahan cerutu maupun untuk bahan cigaret.
2. Persyaratan mutu Export untuk tembakau cerutu tercantum didalam SNI Tembakau Cerutu Besuki Bagian  2.
Bahan Olahan Terdiri dari bahan :       
          - Dek (pembungkus,wrapper)

          - OMB (pembalut,binder)
          - Filler (isi)


3. Persyaratan mutu untuk masing- masing bahan,dijelaskan di dalam SNI antara lain :

          Untuk bahan Dek            

          - Posisi daun

          - Warna
          - Keutuhan

          - Elastisitas

          - Panjang daun

          - Aroma

          - Daya bakar

          - Kecacatan
          - Bebas hama lasioderma
          Untuk bahan Omb          
          - Posisi daun

          - Elastisitas,pegangan
          - Panjang daun

          - Keutuhan daun

          - Ketebalan daun

          - Aroma  dll Untuk bahan Filler   

          - Pegangan/body

          - Kecerahan
          - Kemasakan
          - Daya bakar
          - Panjang daun
          - Aroma dll
          - Bebas hama lasioderma

4.  Disamping persyaratan tersebut terdapat persyaratan khusus yang harus  dipenuhi yaitu adanya Residu Pestisida,al :   Carbenzadin, Delametrin, Diclorvos, Methomyl, masing–masing ditetapkan ambang batas maximum yang sesuai dengan EMCA (Asosiasi Pabrik Cerutu Eropa) dan Coresta.

5.  Persyaratan mutu Export untuk tembakau non cerutu umumnya dipakai Bahan cigaret (filler) sehingga persyaratan utama adalah Tembakau Sehat Kualitasa sesuai permintaan Tidak terdapat benda asing Bebas dari hama lasioderma Ambang batas residu pestisida sama dengan untuk bahan cerutu.

Sumber ITA JEMBER















Home - BSN - Badan Standardisasi Nasional - National Standardization Agency of Indonesia - Setting the Standard in Indonesia ISO SNI WTO

Home - BSN - Badan Standardisasi Nasional - National Standardization Agency of Indonesia - Setting the Standard in Indonesia ISO SNI WTO

Selasa, 29 April 2014


Pantai Papuma

Liburan kali ini ditemani sama mbk kosan sing paling koplak :D

Papuma adalah tempat liburan palung dekat dengan kosan 



Sepanjang pantai Papuma terdapat pasir putih yang bersih dan indah,










Kamis, 16 Januari 2014

PENINGKATAN MUTU TEMBAKAU



PENINGKATAN
MUTU    TEMBAKAU

I.  Tanaman Tembakau
  1. Tanaman tembakau dibudidayakan di Indonesia lebih dari 5 abad yang lalu berasal dari tanaman Nicotiania Tabacum LINN. Dibudidayakan didaerah tertentu, ditanam di akhir musim penghujan dikenal dengan tanaman Voor Oogst (Kasturi, Virgin, FC, TBN, Bes Nota dll.) dan ditanam diakhir musim kemarau dikenal dengan tanaman Na Oogst (tembakau cerutu), dikeringkan dengan berbagai cara sesuai dengan jenisnya (flue cured, air cured, sun cured)
  2. Tembakau merupakan tanaman specifik, hasilnya untuk bahan baku pabrik rokok cigaret, kretek dan cerutu. Hasil produksi tanaman tembakau sebagian besar dipasarkan di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan sebagian untuk bahan export (tembakau cerutu, virginia, FC)
  3. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat dipasarkan, baik di dalam negeri maupun export adalah MUTU.
  4. Harga tembakau tidak tergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan, tetapi lebih cenderung pada penilaian MUTU.
II.   MUTU TEMBAKAU
                Mutu atau kualitas tembakau mempunyai peran penting didalam penentuan Harga.
                Pemahaman tentang mutu tembakau didasarkan atas :
  1. Sifat-sifat organoleptis yaitu sifat yang nampak tanpa bantuan uji laboratorium dan umumnya bersifat subjektif.
  2. Sifat-sifat instrinktif, yaitu kandungan yang terdapat  didalam daun baik kandungan bahan fisika dan kimia.
  3. Pertimbangan ekonomi, yaitu didalam perkembangan pasar global unsur-unsur yang bersifat ekonomi juga mempengaruhi harga yang pada akhirnya dikaitkan dengan persyaratan mutu antara lain :
v  Residu pestisida
v  Non Tobacco Related Material (NTRM)
v  Social Responsibility  Tobacco Program (SRTP)
  1. Sifat mutu atas dasar Organoleptis antara lain :
v  Posisi daun pada batang (stalk position)
v  Ukuran daun dan warna (size, colour)
v  Tekstur dan struktur daun
v  Kerusakan daun (broken)
v  Kecacatan daun (demages)
v  Bau tanah dll. (smell)
v  Non Tobacco Related Material (NTRM)
  1. Sifat-sifat atas dasar Instrinktif (dalam) antara lain :
a. Fisika daun     - daya pegas (filling power)
                                                - Elastisitas (elasticity)
                                                - Kandungan air (hygrocapasity)
                                                - Kekuatan lembar daun (mechanical resistince)
b. Kimia daun     - Kandungan gula (sugar content)
                                                - Nicotine
                                                - Bahan alkali dalam daun
                                                - Nitrogen
                                                - Protein Nitrogen
                                                - Residu pestisida
  1. Pertimbangan ekonomi yang masuk didalam unsur kualitas antara lain:
v  Residu pestisida
v  Kebutuhan pasar global atau pasar lokal dibanding dengan persediaan (supply and demand)
v  Kemampuan exporter di dalam melaksanakan Social Responsibility Program yang dikembangkan oleh BAT.
v  Perubahan selera pasar, contoh semula tembakau painting wrapper (PW) kurang disukai oleh pembeli, saat ini untuk cigarillos tembakau PW dapat dipakai, maka tembakau PW dapat ditingkatkan harganya.
III.  Pembentukan Mutu Tembakau
                Didalam pengelolaan tanaman tembakau, pembentukan kualitas tembakau dilakukan pada :
  1. Teknik Budidaya tembakau di lapang (Good Tobacco Practices)
v  Pemakaian benih unggul
v  Pemilihan dan pengolahan lahan
v  Penanaman dan pemeliharaan
v  Pemberantasan hama dan penyakit.
  1. Pemetikan dan Pengeringan
v  Untuk tembakau cerutu setelah tanaman berumur ± 55 hari pemetikan dilakukan pagi hari, dipetik sesuai posisi daun, tiap petik 2-3 lembar.
v  Pengeringan dilakukan di gudang pengering, bersifat air cured dengan memperhatikan :
v  Kondisi gudang pengering siap panen
v  Rasio gudang pengering dengan jumlah tanaman
v  Persediaan bahan bakar penunjang (kayu bakar) cukup
v  Menguasai cara-cara pengeringan dengan baik
v  Pengolahan di gudang pengolah (exportir) yang meliputi :
v  Fermentasi yang masak
v  Sortasi yang sesuai arah pasar
v  Mencegah hama Lasioderma
v  Pengemasan yang memenuhi syarat (kadar air, kerataan sortasi dsb)
IV.  Gangguan Pembentukan Mutu
  1. Ditanaman
                Disamping gangguan cuaca yang kurang baik, terdapat gangguan dari penyakit tanaman yang dapat menurunkan produktivitas dan kualitas.
    1. Hama tanaman a.l :
v  Ulat daun (spodoptera litura
v  ulat pupus (helicovezpa spp)
v  ulat tanah
v  kutu daun (myzuz pecicae, trips tabaci, bernicea tabaci)
    1. Penyakit tanaman a.l :
v  Penyakit lanas (jamur) phytopthora nicotianae
v  Penyakir sercos, mati kulai phytium apharidermatea
v  Penyakit patik, tol-tol sercosphora nicotianae
v  Penyakit mozaik, TMV dsb
  1. Gudang Pengering
                Di gudang pengering gangguan terhadap mutu pada umumnya disebabkan perlakuan pasca panen yang kurang seksama (pengankutan tembakau hijau, penyundukan yang kurang tertib dll). Disamping itu kondisi gudang pengering yang kurang memenuhi syarat (atap kurang rapat, dinding berlubang), ratio gudang pengering dengan jumlah tanaman, kecukupan bahan bakar.
  1. Gudang Pengolah
                Penurunan kualitas di gudang pengolah adalah antara lain :
    1. Kondisi tembakau yang terlalu basah, tembakau jadi berwarna hitam dan fermentasi tidak sempurna.
    2. Sortasi yang kurang seksama, mengakibatkan banyak tembakau yang menjadi pecah karena dipegang tangan lembar per lembar (lebih dari 5 kali dipegang tangan per lembar daun)
    3. Kelembaban yang tinggi di dalam gudang pengering, menyebabkan tembakau berjamur
    4. Pengamanan terhadap hama lasioderma cericome F yang merusak daun kering dengan melubangi daun sehingga mutunya sangat menurun. Disamping kebersihan lingkungan, diwajibkan hapus hama sebelum export (COF)
V.  Persyaratan Mutu Tembakau Cerutu Export
  1. Tembakau Cerutu yang diexport dibagi menjadi 3 mutu sesuai dengan penggunaannya, yaitu :
      1. Pembungkus (deckblad, wrapper)
      2. Pembalut (omblad, binder)
      3. Isi (fulsel, filler)
  2. Untuk mutu pembungkus (Deckblad).
Disamping persyaratan umum yaitu tipis, elastis, warna rata, ukur diatas 30 cm, dibutuhkan persyaratan khusus yaitu daun utuh, tidak pecah, tidak lubang yang disebabkan oleh gangguan hama atau tangan-tangan manusia.
VI.  Upaya Peningkatan Mutu Tembakau
  1. Dengan melaksanakan GTP yang baik, didukung oleh cuaca yang baik pula, diharapkan akan memperoleh mutu yang baik.  Gangguan yang terbesar didalam mencapai mutu yang baik adalah adanya Hama dan Penyakit baik di tanaman dan di gudang pengolah.
  2. Beberapa cara untuk mengantisipasi gangguan hama dan penyakit a.l :
    1. Mencari ulat secara mekanik
    2. Mencabut tanaman yang sakit dan dimusnahkan
    3. System Early Warning System (EWS)
    4. Mempergunakan pestisida dengan system Pemberantasan Hama Terpadu
    5. Khusus untuk hama lasioderma di gudang pengolah dengan mempergunakan Fumigasi Phospin atau perangkap lampu
  3. Pengendalian hama dan penyakit dengan mempergunakan Pestisida merupakan salah satu upaya mengatasi gangguan. Namun dengan mempergunakan bahan-bahan kimia akan meninggalkan residu (sisa-sisa) pestisida yang menjadi isu yang harus diperhatikan. Pengendalian hama dan penyakit dengan mempergunakan bahan-bahan kimia  yang lebih selektif sangat diperlukan.
VII.  Residu Pestisida
  1. Penanaman tembakau pada saat ini masih mempergunakan pestisida yang merupakan racun-racun untuk memberantas hama dan penyakit. Permasalahan timbul karena adanya sisa-sisa bahan racun yang masih melekat pada daun-daun yang siap diexport atau sudah dibuat cerutu sekalipun.
                Banyak negara yang sudah mensyaratkan ambang-ambang residu pestisida. Dimasa mendatang pasar international tembakau sudah mewajibkan para exportir untuk menganalisa sendiri kandungan residu bahan-bahan beracun a.l :
v  Karbendazin, termasuk senyawa-senyawa metiltriofanat dan benomil
v  Logam berat a.l : Cu, Pb, Cadmium
v  TSNA (Tobacco Specific Nitrat Amoni)
v  B(a) P (Benzo a Pirene)
                Didalam daftar Coresta terdapat lebih dari 100 ambang batas residu bahan aktif yang dilarang.
  1. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk tembakau Besuki NO a.l :
v  Kesepakatan penggunaan pestisida yang disusun oleh Dinas Perkebunan Kehutanan Jember bersama dengan para exportir.
v  Sosialisasi kepada petani untuk mempergunakan pestisida yang ramah lingkungan
v  Pengusahakan pemakaian bio pestisida yang tidak mengandung bahan kimia beracun.
  1. Dimasa mendatang diharapkan adanya Laboratorium Penguji yang dapat memberikan surat keterangan hasil penelitian kandungan residu pestisida (PSMB / LT)